Pandansari, 12 November 2024 — Tim Universitas Brawijaya menggandeng Kelompok Tani Baran Sukosari di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, dalam program penguatan keterampilan konservasi agroforestri kopi untuk petani kopi dan pelatihan pertanian organik untuk Ibu-ibu PKK. Program ini merupakan upaya meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi kondisi lahan kering pegunungan yang rentan terhadap perubahan iklim. Sistem kebun campuran berbasis kopi atau agroforestri, yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, dikembalikan dan dipulihkan melalui pelatihan pembibitan tanaman kopi dan pohon keras, serta pengenalan teknik budidaya kopi yang berkelanjutan.

Dipimpin oleh Dr. Yusron Sugiarto, Ph.D., dari Universitas Brawijaya, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Strategis yang didanai Direktorat Riset dan Pengabidan kepada Masyarakat (DRPM) UUniversitas Brawijaya ini juga mencakup pelatihan pertanian organik bagi para Ibu-ibu PKK di kelompok tani tersebut. “Selain memulihkan kebun kopi tradisional, kami ingin memberdayakan para ibu rumah tangga dengan keterampilan pertanian organik yang dapat diterapkan di lahan mereka. Pertanian organik ini diharapkan mampu menyediakan bahan pangan sehat dan ramah lingkungan bagi keluarga,” jelas Dr. Yusron. Para peserta memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan kompos, pemanfaatan limbah organik, dan teknik menanam yang minim pestisida kimia, yang dapat diterapkan baik di kebun rumah maupun lahan kelompok.
Suaji, Ketua Kelompok Tani Baran Sukosari, menyambut baik rangkaian pelatihan ini. “Kegiatan ini sangat berarti bagi masyarakat di sini. Kami tidak hanya belajar cara merawat kebun kopi agar lebih produktif, tetapi para ibu juga dapat mengelola lahan kecil di sekitar rumah dengan cara organik, yang berdampak pada kesehatan dan ketahanan pangan keluarga,” ungkapnya.
Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Oktober 2024 dan direncanakan mencapai tahap penanaman pada musim hujan akhir tahun ini. Dengan pelatihan yang berkelanjutan, warga Desa Pandansari berharap dapat mempertahankan tradisi pertanian yang berkelanjutan, sekaligus beradaptasi dengan perubahan iklim yang terus berlangsung. Program ini tidak hanya memperkuat ekonomi desa tetapi juga mempromosikan keseimbangan lingkungan yang lebih baik untuk masa depan.